Gadis langit itu namanya nayla fahrisya

Selasa, 14 Agustus 2012 0 komentar
Seorang gadis itu di juluki gadis langit, melalui kisah hidupnya ia menjadi tegar, dan diam-diam ia si penyuka langit biru itu ternyata berdiri tegar dan menghadapi kisahnya hingga berujung bahagia, ia sudah menyukai langit biru itu sejak ia duduk di kamar dan menatap jauh ke atas sana.


Pagi yang indah,cerah,tidak begitu dingin dan sedikit ada cahaya pagi itu,embun juga tidak jatuh jauh dari kelopak mata nayla,ia nayla fahrisya adalah seorang perempuan yang tidak cantik rupanya tapi memiliki sisi manis dari  wajahnya yang remaja itu, perlahan ia buka jendela kamarnya pada saat itu,ia menghela nafas sejenak lalu ia membuka jendela kamarnya dengan cepat,karena ingin merasakan kesejukan di kota tercintanya yogyakarta, pagi itu suasana mendukung tidak mendung dan juga tidak panas,jadi sedang-sedang saja.
bukan nayla fahrisya namanya kalau ia sampai harus mengabaikan langit biru itu begitu saja,yeah seperti keadaannya, pagi ini langit tampak berwarna biru persis sama apa yang diinginkan si gadis langit itu,tidak begitu biru tapi tampak kebiruan, tapi itu bukan berarti nayla harus meninggalkan kesempatan untuk menatap ke langit luas itu.

"Pagi ini langitnya biru, walaupun tidak sebiru hati dan senalar fikiran ku saat ini, hahaha," katanya sendiri menjitak kepalanya dengan pelan.
pagi itu memang tidak ada orang dirumahnya,ia hanya tinggal bertiga saja yaitu dengan kakek dan neneknya saja,kebetulan orangtuanya belum bisa pulang berbarengan dengan nayla,kakek dan neneknya sudah biasa setiap pagi mengurus kebun di ladang belakang.
telepon rumah berdering,cepat-cepat nayla bangun dari kamar dan bergegas mengangkat telepon.
"Hallo...selamat pagi dengan siapa ini?" tanya nayla pada sebuah telepon itu.
"Hallo...apakah benar ini rumah pak Muhammad Hassan?" jawab seseorang itu.
"Oiya benar,ini dengan cucunya sendiri,ada apa ya mbak?" nayla berbalik tanya.
"Ini ada kiriman paket dari temannya bapak, apa bisa diambil hari ini mbak?" jelasnya pada nayla
"Hmm,bagaimana ya,saya bilang dulu deh ke kakek, nanti saya telepon lagi,masalahnya saya lagi malas untuk keluar hari ini mbak." jelas nayla balik berbicara.
"Ya sudah mbak,kalau begitu,selamat pagi." kata si penelepon itu memutuskan pembicaraannya.
"Yeeee, belum siap bicara, udah main matiin telepon aja, nyebelin mbak-mbaknya." bicara nayla yang rada kesal.
setiap hari kakek selalu dapat kiriman paket, kiriman paketnya itu berupa obat-obatan, maklum kakek sudah beranjak tua.

                                                                             ***
"Kek, hari ini nayla boleh membantu kakek saja kan dirumah mengurus kebun?" tanya nayla pada kakek
"Boleh dong cucu kakek yang cantik dan anggun, tapi nanti tangan kamu lecet-lecet ndok." jelas kakek berlebihan kepada nayla.
"Ah kakek mah lebay, nayla kan udah biasa pegang-pegang yang beginian di kampus." jelas nayla pada kakek sambil menunjukkan pupuk urea untuk ditaburi ke pohon mangga.

nayla kuliah di Institut Pertanian Bogor,dia sudah biasa menangani hal berbagai macam tanaman.

"Memangnya kamu kenapa tidak pergi keluar bersama teman-temanmu hari ini?" tanya nenek pada nayla.
"Malas ah nek,lagi ingin melihat langit biru,hahaha." sangkal nayla pada nenek.
"Langit biru?????" nenek heran dan bingung.
"Sudah tidak usah difikirkan nek,ayo yang mana yang harus nayla kerjakan?" katanya sambil lari dari pembahasan yang sebelumnya.
Pagi hampir menjelang siang itu tak terasa dinikmati dengan membantu kakek dan nenek dikebun, akhirnya memberi pupuk di beberapa tanaman pun telah selesai dan sekarang nayla bergegas untuk mandi dan setelah itu, menikmati coffe dan bermain gitar sambil menulis sesuatu yang tentu tidak akan ia lewati yaitu langit biru.

                                                                              ***
Lihat ke langit luas
bersama musim terus berganti
tetap bermain awan
merangkai mimpi dengan khayalku
selalu bermimpi dengan hariku

dan rasakan semua bintang
memanggil tawamu terbang keatas
tinggalkan semua
hanya aku dan bintang

begitulah kedengaran suara nayla yang indah lembut serta enak untuk didengar,ia memang cocok untuk jadi seorang musisi, tapi ia tak berniat sekali pun, yang ia mau hanya ia menjadi seorang penulis yang terkenal serta karya-karyanya melejit di penerbit-penerbit besar sana.
hari ini tidak ada yang indah kecuali bisa menatap langit dan memandang jauh sekali membayangkan apa yang akan terjadi di kehidupannya esok lusa.

"Lagi ngapain nay? sendirian aja dikamar,nggak ada bosan-bosannya apa? duduk dikamar menatap langit dan menuliskan tentangnya di kehidupan masa lalumu yang dulu." tanya tasya panjang lebar,tapi tak berbelit-belit.
"Elo sendirikan tahu sebarapa cintanya gue sama riko, elo tahukan sesering apa pun gue cari kegiatan untuk menyibukkan diri gue supaya gue bisa melupakan bayang-bayang riko, tapi gue tetap ingat sama wajah dan tampang riko sebelum ia meninggal sya, bahkan setalah dia meninggal gue juga masih ingat." jelas nayla seperti berkaca-kaca.
"Nay,mau sampai kapan elo seperti ini terus, elo itu harus bangkit dari yang namanya kehidupan masa lalu lo, bukan berarti kisah elo cuma sampai disini saja, banyak kok orang-orang diluar sana yang kisahnya sama seperti elo, dan bahkan lebih parah dari ini, please move on nay, masih banyak pengalaman hidup diluar sana yang harus lo lewati.
"Gue pengen ke makam dia hari ini sya." ucap nayla dan bangun untuk berganti pakaian.

*Flash Back
Waktu bergulir sangat cepat sudah 2 tahun nayla dan riko berpacaran dan belum pernah putus sekali pun, waktu itu langit berwarna biru cerah dan seperti biasa, nayla duduk di bawah pohon tempat biasa mereka duduk dan melihat langit serta melihat bintang saat malam tiba, hari itu sore hari tepat sekali mereka merayakan hari jadi mereka yang ke 2 tahun.
"Surprise......." teriak riko dari belakang yang pada saat itu membawa bunga mawar berwarna biru, dan membawa gitar serta sekotak kue besar yang berbentuk love tapi berwarna biru langit.
"Rikooo...... kamu kemana saja, aku hampir saja pulang, kalau tadi kamu tidak jadi datang mungkin aku akan marah padamu." terang nayla pada riko sambil memberikan wajah cemberutnya.
"Maaf nay, aku tadi sedang mempersiapkan hari jadi kita yang ke 2 tahun, ini untuk kita berdua, ada gitar dan ada kue berbentuk love, tapi kuenya berwarna biru langit tidak berwarna merah hati, tidak apa kan?" tanya riko romantis.
"Ya ampun, serius kuenya berwarna biru langit?" nayla baik nanya.
"Iya aku serius, aku kan tahu kamu suka langit biru, jadi aku beliin kamu kue yang berbentuk love tapi berwarna biru.hahaha." kata riko sambil tertawa.
"Hahaha, ya sudah, kalau begitu aku yang bernyanyi kamu yang main gitar ya?" tanya nayla pada riko sambil meletakkan kue tadi disampingnya.
"Oke gadis langitku." jawab riko sambil tersenyum dan mengusap kepala nayla pelan dan memeluknya erat sekali.

                                                                           ***
Siang yang berawan,kebetulan langit tidak berwarna biru,awan menjadi saksi bisu, nayla dan tasya datang kepemakaman riko,riko adalah pacar nayla 6 bulan yang lalu meninggal karena kecelakaan bersamanya sewaktu pulang kuliah saat ingin menyeberang jalan dan ternyata di depan mereka ada sebuah truck besar yang melintasi jalan tersebut dan mereka tidak berhasil mengelak lagi, pada saat itu nayla bisa menyelamatkan diri, riko tak bisa menyelamatkan dirinya, akibat kaki karinya terhimpit pohon dan mobilnya sudah terbalik, dan akhirnya mobilnya mengalami ledakan yang cukup serius, sehingga riko tidak bisa diselamatkan lagi.
"Siang riko, apa kabar kamu disana?aku yakin kamu baik-baik saja kan, pasti kamu sedang tersenyum melihat kedatangan ku hari ini kan?" tanya nayla dengan wajah berkaca-kaca
"Jangan lupakan aku disini ya, aku masih melihat wajahmu dilangit dan membayangkan kamu ada di samping aku setiap aku menangis, kamu bilang kalau aku menangis, aku harus pejamkan mataku dan bayangkan kamu ada di samping aku, dulu setiap aku menangis, kamu selalu bisa buat aku tersenyum lagi, tapi sekarang aku nggak bisa tersenyum lagi rik, senyum itu pucat,samar dan hitam.
"Bisakah tuhan berikan satu kesempatan saja, aku ingin bertemu dirimu walaupun hanya sebentar, tapi bisakah kamu membuat aku tersenyum kembali?" nayla menangis sambil mengusap pusara riko dan meletakkan bunga mawar kesukaan riko yang berwarna merah dan biru.
                                                                             
                                                                            ***

Sore ini nayla diajak tasya untuk jalan-jalan ketempat-tempat komunitas menulis, disana ia sedikit bisa melupakan masa lalunya bersama riko dan sedikit tersenyum lepas, ini kali pertama ia tersenyum lepas setelah 6 bulan yang ia pancarkan hanya aura kesedihan.
"Gimana komunitas menulisnya?mau ikut gabung atau tidak?" kata seseorang pengurus komunitas menulis tersebut Alif Syari Ramadhan yang ternyata dia adalah ketua dari komnitas tersebut, tampak gagah memang dan berkarisma ketika dia berbiacara.
"Hm, liat nanti ya, nayla butuh waktu untuk berfikir." ucap nayla meanggukan kepala sambil bergaruk kepala.
"Kenapa?masih bingung atau masih menganggap komunitas ini ilegal, atau ada yang lain?" tanyanya pada nayla dengan tampang karismatik sekali.
"Oh bukan begitu lif, nayla hanya butuh waktu saja, apa nanti nayla selalu ada untuk komunitas ini atau malah sebaliknya." kata nayla menyangkal.
"Ya sudah,semua terserah kepada nayla sendiri, komunitas ini selalu terbuka untuk nayla, karena karya-karya nayla sudah alif baca dan semuanya jujur bagus-bagus dan pasti semuanya berkisah dari pengalaman pribadi, benar kan?" tanyanya pada nayla dengan berbicara seperti lagak president yang berwibawa sekali.
"Dari mana alif tahu?pasti tasya ya yang membongkar lemari nayla dan membawanya ke sini." ucap nayla dengan nada sedikit tinggi.
"Tidak perlu tahu siapa yang membawanya kesini, yang terpenting kamu di terima disini." kata alif dengan nada datar.
                                                       
                                                                           ***
6 bulan kemudian..
Selasa 12 Oktober 2010, nayla resmi bergabung dengan komunitas menulis itu, berbagai penerbit ia tembus dan berbagai lomba ia ikuti dan beberapa ada yang lolos dan berhasil dibuku kan, semua keluarga senang meilhatnya bersemangat dan mulai bisa melupakan riko, hari ini ia akan mencoba mengirimkan naskahnya ke penerbit yang sangat populer dikalangan penulis.
"Sudah yakin nay, ingin mengirimkan naskahmu ke sana?" tanya tasya pada nayla yang sedang membaca majalah.
"Yakin 100% sya, insyaALLAH,kalau ALLAH mengizinkan gue untuk jadi seorang penulis, pasti bakal ada jalannya, dan gue pengen julukan gadis langit itu berarti banyak buat gue, kalau gadis langit itu adalah seorang gadis yang akan menggapai cita-citanya sampai ke atas langit sana." jawab nayla yakin pada tasya.
"Bagus deh,sekarang sahabat gue sudah bisa melupakan masa lalu dan beranjak melaju kedepan, ikhlasin ya nay kepergian riko, lagian masih banyakkan cowo yang suka sama elo, terutama alif." canda tasya sambil merangkul bahu nayla.
"Sssstttt, dia itu adalah ketua komunitas menulis kami sya, tidak layak gue bisa menjadi bagian dari hidupnya." jelas nayla sambil melepaskan rangkulan tasya.
"Berarti lo ngarep kan, kalau alif bisa nembak lo, atau suka sama elo?ayo ngaku saja deh nay." tasya memang suka bercanda dan mereka berlari kecil di kamar nayla sambil melempar bantal.

Pagi ini nayla ditelepon oleh team penerbit dan seperti biasa kabar gembira datang bertubi-tubi dikehidupan nayla setelah nayla masuk ke dalam komunitas menulis tersebut.
"Hallo selamat pagi,benar ini mbak nayla fahrisya?" tanya seseorang tersebut.
"Iya benar,ini dengan siapa ya?" jawab nayla.
"Kami dari team penerbit,sebulan yang lalu mbak nayla pernah mengirimkan naskah berupa novel ke redaksi kami, dan sepertinya kami tertarik untuk mengulas dan merubah novel mbak menjadi sebuah buku yang akan kami terbitkan nantinya." jelas seseorang tersebut,sepertinya dia adalah anggota redaksi.
"Hah?yang benar mas?nakah saya diterima dan bisa dibukukan mas?"' jawab nayla kegirangan dan lompat-lompat.
"Benar mbak,sore ini mbak bisa datang ke tempat kami, agar kami bisa menindak lanjuti naskahnya dan segera bisa dibukukan." jelas seseorang itu.
"Baiklah mas." Telepon pun ditutup dan nayla langsung pergi ke tempat komunitas dia untuk menyampaikan kabar gembira ini.

                                                                           ***
"alif, naskah nayla akhirnya diterima dipenerbit yang nayla inginkan itu, dan akhirnya nayla bisa membuktikan kalau nayla pantas untuk menjadi seorang penulis besar seperti alif." ucap nayla sangat gembira sekali.
"Wah, kapan naskah itu selesai dibukukan nay?" tanya alif padanya masih datar tapi berkarismatik.
"Sepertinya satu bulan lagi lif." terang nayla pada alif.
"Alhamdulilah, kalau begitu, alif mau novel nayla yang pertama ini best seller dan alif akan saksikan nayla pada saat jumpa pers."tegas alif dengan semangat.
"Terima kasih banyak lif, atas kemauan alif untuk mengajarkan nayla arti kehidupan yang baru." ucap nayla dengan tersenyum lepas.

                                                                             ***
1 bulan kemudian..
"Ini novelnya mbak nayla sudah terbit dan sudah di bukukan juga sudah tersebar di seluruh toko buku indonesia." jelas seorang redaksi yang 1 bulan yang lalu menelepon.
"Terima kasih mas,sekali lagi saya mengucapkan terima kasih sekali." balas nayla.
"Novel mbak langsung habis dimana-mana mbak,dibeberapa toko buku, buku mbak sudah terjual habis, dan kami mau besok kali pertama launching buku perdana mbak nayla di jumpa pers." terang seorang redaksi itu.
"Baiklah mas,sekali lagi terima kasih atas perhatiannya." ucap nayla sambil mengulurkan tangan menyalami seorang redaksi itu.

Tibalah saat launching buku perdana nayla, dan dijumpa pers tersebut ada kakek dan nenek nayla dan tasya serta beberapa orang komunitas menulisnya datang salah satunya alif, alif berusaha membuatnya tenang dan tidak gugup didepan pers ketika nayla berbicara,
"Hm, yang pertama aku ingin mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada seluruh keluarga ku yaitu kakek dan nenek dan juga sahabat ku yaitu tasya, berkat dia sekarang aku bangkit dari yang namanya kehidupan, mungkin aneh ya kata orang kenapa aku seperti ini, aku mau tegasin sekali lagi gadis langit itu adalah seorang gadis yang dulunya tidak memikirkan masa depannya, tapi berkat suatu komunitas menulis gadis langit itu sekarang bisa membuat mimipinya itu sampai ke langit dan terbentang di langit luas serta aku bisa menjadi seperti sekarang, semoga novel perdana ku ini bisa bermanfaat untuk orang-orang yang suka membaca." jelas nayla sambil tersenyum dan menunjukkan novel barunya.

alif berdiri dan bertepuk tangan untuk nayla,dan kemudian alif berjalan ke depan menyusul nayla, kali ini alif yang gugup karena hari ini ia akan menyatakan semua perasaannya kepada nayla.
"Nayla, hari ini adalah hari special untuk kamu, dan juga untuk kita semua yang ada disini, aku mau hari ini juga menjadi moment yang tidak terlupakan antara aku dan kamu, sebelumnya aku ingin bilang kalau aku sudah menyukaimu ketika kamu menangis di danau 6 bulan yang lalu, aku minta maaf, karena sudah lancang menyukaimu, tapi hati ini benar-benar tidak bisa mengatakan apa-apa, aku bukan lah orang yang puitis atau pandai mengucapkan kata gombal untuk seorang wanita, tapi mengucapkan seadannya saja itu sudah membuatku grogi, apa lagi harus seperti itu, nay aku mohon, maukah kamu menjadi bagian hidupku seutuhnya?" jelas alif dengan keadaan speechless dan nervous.
"Alif??? apa-apaan si kamu, kan nembaknya bisa di rumkom (rumah komunitas) saja, kenapa harus disini?" jawab nayla bingung.
"Nay, yang aku butuhkan, kamu mau atau tidak untuk menjadi bagian hidupku?" tanya alif lagi kepada nayla.
"Hm, tapi nayla malu lif." ucap nayla gugup.
"Ya atau Tidak?" tegas alif.
"Hmmmm, Ya deh," terang nayla pada alif.
"Terima kasih nay, aku janji akan menjaga kamu dan menjadi orang yang terindah untuk kamu." kata alif dengan perasaan legah.
"Hm, tapi kamu janji harus sering-sering ngajarin aku menulis agar-agar kosakata ku bertambah banyak." jawab nayla dengan tersenyum licik.
"Iya gadis langitku." jawab alif, dan ia pun memeluk nayla sangat erat sekali, sama seperti ketika riko memeluk erat nayla di bawah pohon tempat mereka jadian saat pertama sekali.


Buku nayla yang berjudul "any two faces of my beloved in the sky" telah menjadi best seller dan alif sekarang menjadi bagian hidup nayla.
Tidak ada yang tidak bisa dirubah kan?setelah riko pergi, semua memang berubah menjadi bisu seakan hilang dan sirna ditelan kehidupan, tapi semua itu hanya sementara, 6 bulan setelah itu nayla menemukan jati dirinya kembali di komunitas menulisnya tercinta, dari bawah ia menatap langit dan menegadah ke atas dan membayangkan ada dua orang yang ia cintai yaitu riko dan alif, ia masih duduk di kamar dan menatap langit ke atas jauh sekali, tapi semua ia dedikasikan untuk alif dan riko, kini nayla sudah berhasil menjadi bagian dari hidup alif, seperti keyakinan yang selalu ia tegaskan dalam hati.
langit biru itu tetap menjadi favotitnya, nayla tetap melihat dan bercengkrama dengan langit itu, tapi sekarang nayla lebih menghabiskan waktunya bersama alif, tapi tenang saja, si gadis langit itu masih tetap ada dan namanya akan selalu tertulis di atas langit sana, sampai cita-citanya juga akan menjulang tinggi ke atas.

~The End~

0 komentar:

Posting Komentar