Flash Fiction - Miniatur Paris

Senin, 26 November 2012 0 komentar
 
"Miniatur ini adalah hadiah ulang tahun terindah yang pernah aku miliki, disini sudah terukir senyuman dan kita mengutip kenangan kita bersama-sama." bicaraku sendiri sambil memainkan miniatur.

Tiba-tiba terdengar seperti suara handphone bunyi yang berasal dari Ipad ku..
Kringggg.... kringggg...kringggg
ternyata suara video call dari Jackson, dia memanggil.

"Hai, how are you miss paris, hahaha,?" tertawa dia pelan dari seberang negeri sana.
"Hahaha, hai, i'm fine, what about you?" tanyaku kepadanya.
"Alhamdulilah baik, gimana Jakarta? makin panas kan? udah aku duga seperti itu, udah jangan bohong lagi kepadaku, aku tahu kamu pasti akan berbohong lagi, aku bisa menebak pikiranmu loh, jangan salah. haha." jelasnya panjang lebar.
"Ah, ngga asik ahh kamu, aku belum bicara, kamu udah langsung ambil intinya aja." pura-pura ngambek.
"Naya, aku kenal kamu udah 5 tahun, kalau kamu bohong wajah kamu ngga seperti itu, haha." ledeknya lagi.

Ada kenangan yang selalu aku ingat saat bersama dan duduk berdua dengan kamu itu adalah waktu kamu memberikan ku hadiah terindah malam itu.
"Heloo, kenapa akunya dicuekin? aku pergi aja deh ya? kamu dari tadi ngelamun terus." ucapnya sambil pasang bibir manyun.
"Ehhh, iya-iya maaf, aku kebiasaan sih jack."jawabku sambil memegangi buku yang baru ku beli dari tokoh buku sore tadi."
"Kamu kenapa? ada masalah? tell to me, okay." pintanya padaku.
"Aku cuma mau bilang, aku KANGEN sahabatku." jawabku keras-keras.
"I miss you too my best friend." ucapnya lembut.
"Masih ingat miniatur ini?" aku tunjukin miniatur pemberiannya 1 tahun yang lalu.
"Wowww, kamu masih simpan miniatur itu?" tanyanya kagum
"Masih dong, miniatur ini, punya kenangan dan senyuman yang pernah tersimpan rapi di dalamnya, tapi ukirannya tinggal setengah." jawabku miris
"Sampai sekarang masih tersimpan dengan rapikan kenangan dan senyuman itu?, aku janji aku akan melengkapi ukiran itu kembali" tanyanya balik
"Jelas dong masih rapi, belum lusuh kok, kalau udah lusuh pasti aku setrika lagi kok, hahaha." candaku.
"Simpan baik-baik miniatur itu ya, suatu saat aku pasti balik ke Indonesia dan mengembalikan setengahnyaaaaaaaaaaaaa." teriaknya dari jauh dan percakapan kami pun berakhir.

"Dasar Mr. Paris random" ucapku sambil meletakkan buku.

0 komentar:

Posting Komentar